Rabu, 11 Mei 2016

Mengenal Jenis Alat Berat di Pertambangan Bawah Tanah

Indonesia adalah negara yang menyimpan banyak sumber daya alam di bawah permukaan buminya. Karena hal itu, tidak sedikit pula perusahaan pertambangan yang ada Indonesia. Tidak hanya itu, perusahaan bidang alat berat pun banyak dan berkembang di Indonesia.

Berbicara tentang pertambangan, ada salah satu jenis situs pertambangan yaitu pertambangan terbuka atau open surface mining. Jenis pertambangan yang satu ini merupakan pertambangan yang paling banyak digunakan, tidak hanya pertambangan terbuka, ada satu jenis pertambangan lain yang juga sering dipergunakan, yaitu pertambangan bawah tanah atau disebut dengan underground mining.

Pada pertambangan bawah tanah, pada umumnya memakai alat berat pertambangan  berukuran lebih kecil ketimbang ukuran peralatan berat yang digunakan pada pertambangan terbuka. Hal tersebut disebabkan karena ukuran situsnya yang terbatas, tidak seperti pertambangan terbuka yang tak dibatasi oleh dinding-dinding. Lalu peralatan berat apa saja yang digunakan oleh pertambangan bawah tanah. Berikut ulasannya.


Continuous Miner
Jenis alat berat ini mempunyai fungsi untuk mengikir batu bara dari dinding bawah tanah. Continuous Miner dilengkapi dengan drum besi berukuran besar dan bergerigi yang berputar ketika dioperasikan. Continuous Miner dapat menambang sekitar 5 ton batu para setiap menitnya. Jauh lebih besar dari pada hasil produksi yang dilakukan secara manual oleh para pekerja tambang yang mana mesti melakukan penambangan selama seharian guna memperoleh hasil tambang sebanyak 5 ton.

Scissor Lift
Di dalam pertambangan, scissor lift ini dipakai oleh pekerja untuk mencapai area tempat kerja yang tinggi. Menggunakan Scissor Lift jauh lebih aman ketimbang menggunakan tangga biasa.
Bagi Anda yang ingin membeli Scissor Lift, sebaiknya kunjungi Ralali.com. Di Ralali.com jual Scissor Lift sangat lengkap dan berkualitas terbaik dengan beragam pilihan jenis dan merek ternama.

Scaler
Scaler adalah sebuah alat yang digunakan untuk scaling, yaitu merontokkan material yang akan dilepas dari dinding ruangan tambang bawah tanah. Hal ini bertujuan supaya tidak terdapat material yang secara tiba-tiba terjatuh dari atas ketika pengerjaan tambang sedang berjalan.

Personnel Carrier
Personnel carrier adalah sebuah kendaraan yang dipakai untuk mengangkut pekerja dan juga peralatan dari permukaan tambang menuju lokasi pertambangan bawah tanah.

Underground Truck
Underground Truck mempunyai fungsi serta mekanisme kerja yang sama dengan kendaraan yang digunakan pada tambang terbuka yaitu haul truck. Fungsi untuk mengangkut mineral hasil tambang, bedanya dengan haul truck dari ukurannya. Ukuran underground truck lebih kecil, sebab kondisi tambang bawah tanah mempunyai ruang gerak yang tidak luas.

Shotcreter
Shotcreter adalah sebuah alat penyemprot semen atau mortar yang dipakai untuk membuat dinding-dinding di area tambang. Pada pengoperasiannya, alat ini tidak hanya menyemprotkan saja, namun juga sekaligus memadatkan dinding. Semen yang disemprotkan dapat ditempatkan pada bermacam jenis permukaan dan sudut.(*)

Sumber: di sini

Selasa, 10 Mei 2016

Bisnis Minuman Tetap Menggiurkan

Apakah Anda penggemar minuman teh, minuman berkarbonasi, minuman susu, tentu sangat mengenal merek-merek yang bersaing di segmen tersebut. Memang bisnis minuman tetap menggiurkan di tengah perlambatan ekonomi Indonesia.

Sebut saja, omzet industri makanan dan minuman di Indonesia diperkirakan Rp 1.000 triliun pada 2015, menurut asosiasi industri. Nah jika 30% dari jumlah itu adalah omzet bisnis minuman, berarti Rp 300 triliun. Wow, siapa yang tidak ngiler.

Pantas saja, produsen minuman asing berebut untuk masuk dan mereguk omzet bisnis tersebut. Begitu juga produsen minuman ringan Australia yang berencana melakukan ekspansi (perluasan usaha) produksi di Indonesia dengan nilai investasi US$ 53 juta, menurut Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). Produsen minuman itu termasuk dari 12 perusahaan asal Australia yang siap melakukan investasi di Indonesia. Ini merupakan hasil dari kunjungan promosi upaya menarik investasi dari Selandia Baru dan Australia.

Kepala BKPM, Franky Sibarani, mengatakan ke-12 perusahaan yang siap menanamkan modal di Indonesia cukup beragam mulai dari investasi di sektor industri galangan kapal dan jasa pengerukan, venture capital, industri minuman ringan, peternakan dan budidaya sapi, pembangkit listrik tenaga air, sektor telekomunikasi, web portal property, jasa manajemen sistem, wisata tirta serta perdagangan ritel bahan bangunan.

“Untuk industri minuman ringan sudah komitmen investasi perluasan bisnis mereka sebesar US$53 juta di Indonesia, demikian halnya dengan peternakan dan budidaya sapi sudah mengantongi izin prinsip senilai US$10 juta, serta sektor telekomunikasi yang mendukung jasa aplikasi e-health melakukan perluasan US$10 juta dengan memanfaatkan layanan izin investasi 3 jam,” kata Franky dalam keterangan tertulis.

Franky menyatakan salah satu perusahaan yang serius untuk menanamkan modalnya adalah yang bergerak di bidang energi terbarukan yakni pembangkit listrik tenaga air yang juga telah memiliki pengalaman joint venture dengan perusahaan China di bidang infrastruktur. “Nilai investasi yang direncanakan untuk pembangkit listrik tenaga air yang akan dibangung mencapai US$100 juta,” jelasnya.

Selain itu, perusahaan yang juga menyatakan minatnya adalah di bidang jasa konstruksi untuk berinvestasi di bidang pengerukan pelabuhan serta berminat untuk membangun galangan kapal dan reparasi kapal. “Nilai investasi untuk jasa pengerukan adalah mendatangkan 1 kapal keruk senilai US$5 juta dan rencananya mereka akan memasukkan 3-5 kapal. Sehingga perikiraan rencana investasi untuk jasa konstruksi pengerukan dan industri kapal keruk dan perawatannya sekitar US$16-30 juta,” ujarnya.

Dia menyebutkan, usaha yang dilakukan oleh potential investor dari Australia diharapkan dapat berkontribusi positif terhadap upaya pembangunan yang dilakukan di Indonesia. “Contohnya untuk investor galangan kapal dan pelabuhan diharapkan dapat mendorong pembangunan pelabuhan besar maupun kecil di kawasan timur Indonesia sehingga kerjasama yang baik yang telah dibina dengan pelabuhan Townsville di Queensland dapat terus dikembangkan,” jelasnya.

Franky menyebutkan, Australia sendiri merupakan salah satu negara sumber investasi bagi Indonesia. Data BKPM periode tahun 2010-2015 tercatat realisasi investasi US$2,1 miliar terdiri dari investasi di sektor pertambangan, kimia dasar dan infrastruktur. Dari komitmen investasi tercatat sebesar US$7,7 miliar yang telah didaftarkan ke BKPM terdiri dari sektor industri logam, properti dan sektor peternakan.

Angka realisasi investasi triwulan pertama (periode Januari-Maret) tahun 2016 dari Australia tercatat sebesar US$59,98 juta terdiri dari 131 proyek investasi dengan penyerapan tenaga kerja mencapai 5.070 orang. Secara keseluruhan total investasi yang masuk triwulan perta 2016 tercatat mencapai Rp146,5 triliun meningkat 17,6% dari periode sebelumnya sebesar Rp124,6 triliun.(*)

Sumber: di sini